Cerita Rakyat "Orang yang Miskin"

SINOPSIS

            Ada seorang yang sangat miskin pekerjaannya menumbuk padi untuk raja. Ketika ia pulang, ia memetik kangkung dan menemukan seekor (ketang) kepiting. Dibawanyalah kerumah dan ditempatkan di dalam air. Lama kelamaan kepiting tersebut tumbuh menjadi besar dan menyuruh orang miskin itu untuk meminang seorang anak raja untuknya. Lalu pergilah dia ke rumah raja, namun sang raja tidak menerima amanat tersebut. Ketika ia pulang, kepiting tersebut menyuruhnya untuk kembali lagi esok hari, namun tetap saja ditolak. Akhirnya ketika ia meminang anak raja yang ketujuh ia pun diterima. Sesampainya di rumah ia pun menceritrakan semuanya kepada si kepiting, dan si kepiting tersebut menyuruhnya untuk ke rumah sang raja keesokan harinya untuk menanyakan apa saja keperluan perkawinan mereka. Raja memberi tahu keperluan perkawinan itu adalah 12 kereta, 300 sapi, 300 kambing, 300 kerbau dan intan yang tak terhitung jumlahnya.

            Sepulangnya ke rumah, ia menceritakan semuanya pada si kepiting, lalu kepiting itu memohon kepada Tuhan. Keinginannya pun dikabulkan. Diantarlah semua keperluan perkawinan ke rumah raja. Pesta pun berlangsung dengan sangat meriah. Akhirnya mereka berdua hidup bahagia selamanya.

UNSUR-UNSUR INTERINSIK

·        Tema                                        : Kesungguhan

·        Alur                                          : Maju

·        Sudut pandang                          : Orang ketiga pelaku utama

·        Latar waktu                              : Puluhan tahun lalu

·        Latar tempat                             : Di ruman si miskin dan di rumah raja

• Latar situasi                              : Mengharukan
• Tokoh  dan Perwatakan            :
1. Si miskin                       : Baik, penurut dan pantang menyerah
2. Si kepiting                    : Baik dan suka menolong
3. Raja                             : Sombong dan angkuh
4. Anak raja ke-7             : Baik dan rendah hati
• Amanat                                    :
1. Sebagai makhluk sosial, hendaknya kita menolong sesama manusia yang membutuhkan pertolongan.
2. Sebagai makhluk Tuhan, kita bisa meminta pertolongan kepada-Nya karena Dia Maha Penyayang Lagi Maha Pemurah.